Jika anda iseng sekali-sekali alihkan pandangan anda ke Ligue 1, saya tahu dengan mudah pasti kamu akan menyebut “ah paling-paling PSG lagi yang bakal juara” atau “Paling-paling cuman Lyon sama Monaco yang bakal jadi pesaing PSG musim ini”. Dari ungkapan itu memang tak salah, saya pun mungkin mengiyakan bahwa memang begitu adanya, PSG berkat akuisisi milyader asal Qatar membuat klub asal Paris ini menjadi salah satu tim super star yang siap meraih prestasi tertinggi, begitu juga dengan Monaco yang musim lalu mendatangkan Falcao dan James Rodriguez berhasil meraih peringkat kedua dan Lyon pada tahun-tahun sebelumnya begitu jumawa di tanah Prancis karena berhasil menjuarai liga 7 musim berturut-turut.

Tapi sekali lagi tengoklah saat ini Marseille lah yang menjadi pemuncak klasemen, iya saya tahu kompetisi memang baru dimulai, jalan menuju tangga juara masih panjang, namun lihatlah klub Marseille atau lengkapnya Olympique de Marseille yang sukses memenangkan 5 pertandingan di 7 laga awal.

Lantas apa istimewahnya?

Musim lalu Marseille finish di peringkat 6 dengan hanya menang sebanyak 16 kali dan pemain paling menonjol adalah Andre-Pierre Gignac yang menjadi top skor kedua di Ligue 1 dengan 16 gol. Musim ini Marseille memiliki rekor yang lebih baik dari sebelumnya tidak terlalu istimewa memang.
Yang membuat Marseille istimewa musim ini adalah kehadiran pelatih bernama Marcelo Bielsa, sedikit asing memang, mungkin anda lebih mengenal nama-nama pelatih beken seperti Guardiola, Jose Mourinho, Van Gaal atapun Arsene Wenger yang banyak memberikan thropy bagi tim yang ditukanginya tetapi biarlah saya bercerita tentang dia.

Musim lalu sampai ke minggu ke 7 Marseille hanya berperingkat ke 3 setelah hanya memenangkan 4 pertandingan 2 kali imbang dan sekali kalah, memang rekornya tak berbeda jauh dengan saat ini Marseille meraih poin 16 dan musim lalu hanya 14 poin.

Oleh karena prestasi tersebut Bielsa bisa saja saat mengatakan pada media bahwa “Kami bekerja keras agar tetap bermain baik hingga akhir musim” atau “ Kami akan tetap mempertahankan posisi klasemen hingga akhir musim” atau kalimat basa-basi lainnya yang mungkin saja mengefek pada tim maupun board tetapi umpatan justru yang keluar dari mulut Bielsa, tak tanggung Presiden klub yang diincarnya yakni Vincent Labrune. Apa gerangan yang terjadi?.

Bielsa secara terang-terangan mengkritik kebijakan yang di ambil manajemen klub dalam merekrut dan menjual pemain yang katanya tanpa sepengetahuannya, contohnya adalah menjual pemain yang menurut Bielsa masih layak di pertahankan, contohnya Lucas Mendes ke klub Qatar, kemudian mendatangkan pemain yang Bielsa baru tahu ketika sang pemain sedang menjalani tes kesehatan (Doria dari Botafogo).

Dan secara terang-terangan dirinya berkata kepada pers francis “Kebijakan transfer klub ini aneh, presiden klub membuat janji yang tak dapat di tepati,saya menginginkan 12 poemain yang saya butuhkan namun tak satu pun didatangkan, saya menginginkan Stambouli dan Alderweireld di  tim ini (satupun tak didatangkan oleh manajemen). Hingga akhirnya dia menyatakan bahwa akan mengundurkan diri di akhir musim, meski dirinya terikat kontrak dua tahun bersama tim Marseille.
Siapa gerangan Bielsa ini sebegitu congkak tingkah polahnya sebagai seorang pelatih yang baru didatangkan setelah menganggur cukup lama ini?

El Loco, atau si gila jika dalam, bahasa Indonesia, julukan ini lebih kita kenal bersemat di nama Cristian Gonzales, pemain naturalisasi asal Uruguay yang begitu mematikan saat di depan gawang tim lawan yang berbuah banyak gol bagi tim yang iya bela. Namun julukan El Loco bagi Bielsa lain ceritanya.

Jauh sebelum Bielsa menukangi Athletic Bilbao dirinya pernah menjadi dewa di negara Chili, Bielsa menjadi pelopor sebuah gerakan Renaissance atau menghidupkan kembali sepak bola lokal Chili mulai dari awal.

Bielsa datang menjadi juru selamat bagi persepakbolaan Chili. Bielsa memiliki hak prerogatif dalam segala lini persepakbolaan di Chili, dirinya memerintahkan setiap klub mewajibkan berinvestasi dengan memfokuskan klub kepada pemain-pemain muda dan mengurangi jumlah pemain asing.Selain itu setiap klub harus memiliki keuangan yang sehat pula, oleh itulah dirinya juga mewajibkan adanya pemerataan penghasilan tayangan televisi untuk semuak klub di liga utama Chili.
Renaissance Bielsa ini bisa secara mudah dilakukan Bielsa di karenakan ketua PSSI-nya Chili atau ANFP (Asociación Nacional de Fútbol Profesional) Harold Mayne–Nicholls yang amat mendukung pergerakan Bielsa yang sudah menimbulkan rasa optimisme bagi masa depan sepak bola Chili setelah bertahun-tahun dilanda lesu.

Alhasil Chili berubah menjadi negara Amerika Selatan yang menakutkan, membawa Chili ke Piala Dunia tepatnya pada saat Piala Dunia 2010 di Afrika dimana Chili sudah dua kali absen mengikuti ajang tersebut, Chili berstatus sebagai runner-up babak kualifikasi Conmebol dibawah Brasil. Selain itu Bielsa juga melahirkan pemain-pemain berbakat asal Chili yang mendunia seperti Arturo Arturo Vidal,Alexis Sanchez, Caludio Bravo, Matias Fernandez dll.

Meski telah memajukan persepakbolaan Chili, niat mulia Bielsa pun banyak yang menentang karena sebagian pemilik klub sepak bola di Chili merupakan mafia, Isyunya adalah klub terbesar Chili Colo-Colo misalnya yang menolak pembagian hak siar televisi yang merugikan Colo-Colo sebagai tim besar yang sudah biasa mendapatkan hak siar terbanyak.

Efek Colo-Colo berbuntut panjang serta berpengaruh pada karir Bielsa di timnas Chili, Presiden terpilih Chili Sebastian Pinera juga merupakan pemilik saham klub tersebut, hal ini membuat Bielsa tidak suka dengan presiden Chili, Hal yang membuat Bielsa semakin membenci Pinera adalah di gantinya ketua ANFP dari Harold menjadi Segovia yang merupakan pilihan Pinera.

Tapi isyu yang paling besar adalah keterkaitan Presiden Chili adalah bahwa saudara Marcelo Bielsa yang bernama Bielsa Rafael politisi berhalauan kiri Argentina pernah di tahan dan disiksa oleh Junta Militer pada akhir tahun 1970 dimana Pinera memiliki hubungan dengan rezim tersebut.
Alhasil dengan “ngehek”nya Bielsa menolak berjabat tangan dengan sang presiden Chili saat pelepasan skuat Chili sebelum terbang ke Afrika Selatan.

Sesudah pulang dari Afrika Selatan Bielsa mengundurkan diri meski sebelumnya sudah terikat kontrak hingga 2015 dengan ANFP saat Harold menjadi ketuanya. Pengunduran diri Bielsa yang dikaitkan dengan isyu politik membuat pendukung lawan politik Pinera dengan mudah menyerang sang Presiden yang di balut dengan orasi-orasi pengemar sepak bola di Chili yang terpusat di kota Santiago yang tidak rela kalau sang pelatih mengundurkan diri.
Setelah itu Bielsa pun kembali melatih klub setelah terkahir melatih Espanyol di tahun 1998, Athletico Bilbao menjadi pelabuhan selanjutnya. Tantangan? Jelas ada Athletico Bilbao dikenal sebagai tim yang idelais, yakni hanya memakai pemain yang berasal dari Basque atau keturunannya. Bielsa dipaksa menggunakan pemain yang ada saja yang belum tentu sesuai dengan keinginan atau blueprint taktik dia.
Tapi dia buktikan sebaliknya, jika anda mengingat-ingat apalagi jika anda seorang fans MU, di akhir kepelatihan Alex Ferguson MU dikalahkan oleh agregat 5-3. Kemudian membawa Athletico Bilbao ke 5 besar dan hampir saja juara UEFA League jika saja tak kalah di final melawan Atlético Madrid.
Selain prestasi di bidang klub, Bielsa juga melahirkan pemain bertalenta seperti Fenando Llorente, Javi Martinez dan Iker Munian.

Keberhasilan Bielsa di Ath Bilbao adalah dimana Bielsa teliti dan detail dalam membuat taktik, tak jarang dirinya harus mengetahui lebar lapangan tempat tim akan bertanding bahkan sampai perkiraan cuaca iya perhatikan.

Dari kedua keadaan diatas bisa dapat kita simpulkan mengapa julukan El Loco atau si gila memang layak disematkan oleh pria yang kini sudah berusia 59 tahun.

Jadi mungkin perseturuannya kali ini mungkin hanya konflik kecil yang tidak akan berpengaruh, justru ini bisa jadi lampu kuning bagi manajemen Marseille untuk segera mengiyakan apa titah Bielsa, walau  sebenarnya kita tahu, Bielsa pelatih yang tak memiliki blueprint taktik alias taktik disesuaikan oleh kondisi tim kekinian. Bielsa bisa karena biasa memanfaatkan kelemahan menjadi kelebihan didalam taktinya. Wajar bila Guardiola ngefans berat dengan Bielsa.

Oleh @handyfernandy
Suumber gambar : just-football.com